Search

Nilai Penjualan Saham Bank Permata Turun Menjadi Rp 34 Triliun - Investor Daily

JAKARTA, Investor.id –  PT Astra International Tbk (ASII) bersama Standard Chartered Bank sepakat untuk menurunkan harga jual saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank Pcl. Harga jualnya diturunkan dari 1,77 kali book value menjadi 1,63 book value Bank Permata.

Penurunan harga jual tersebut tertuang dalam amendment to conditional share purchase agreement yang ditandatangani Astra International dan Standard Chartered bersama Bankok Bank pada 20 April 2020. Berdasarkan kesepakatan anyar ini, harga pembelian diubah menjadi 1,63 kali book value Bank Permata berdasarkan nilai buku per 31 Maret 2020, dibandingkan kesepakatan awal yang ditandatangani pada 12 Desember 2019 mencapai 1,77 kali book value.

Sekretaris Perusahaan Astra International Gita Tiffani Boer mengatakan, perseroan bersama Standard Chartered dan Bangkok Bank telah menandatangani amendment to conditional share purchase agreement pada 20 April 2020.

“Perubahan dalam amendment letter bergantung pada penyelesaian transaksi yang ditargetkan tuntas sebelum 30 Juni 2020. Jika hal tersebut tidak terjadi, amendment letter secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku, sehingga ketentuan yang berlaku adalah sesuai CSPA,” jelas Gita dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (21/4).

Manajemen Astra menilai fakta material ini tidak memiliki dampak material bagi kelangsungan usaha perseroan. Setelah divestasi rampung, perseroan tidak lagi memiliki saham Bank Permata. Sementara penggunaan dana yang akan diterima perseroan dari transaksi tersebut tetap sesuai rencana semula, yakni investasi bisnis.

Alasan Revisi

Sementara itu, manajemen Standard Chartered Bank menyatakan, kesepakatan penjualan saham Bank Permata akan meningkatkan rasio modal umum ekuitas tier 1 perseroan sekitar 40 basis poin. “Berdasarkan perhitungan perseroan, revisi harga jual terbaru ini akan bernilai sekitar Rp 17 triliun atau setara US$ 1,06 miliar bagi perseroan,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.

Revisi harga tersebut berdasarkan penilaian dari beberapa faktor, seperti pengurangan ekuitas pemegang saham Bank Permata karena adopsi standar akutansi IFRS 9. Penilaian juga mempertimbangkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi baru-baru ini.

Jika merujuk kepada perhitungan Standard Chartered, maka nilai yang sama juga berlaku untuk Astra. Hal ini lantaran keduanya sama-sama akan melepas 44,56% saham. Alhasil, total penjualan saham Bank Permata kepada Bangkok Bank bakal sekitar Rp 34 triliun.

Seperti diketahui, dalam CSPA 12 Desember 2019, nilai indikatif akuisisi 89,12% saham Bank Permata oleh Bangkok Bank diprediksi sekitar Rp 37,43 triliun. Target awal ini menggunakan harga indikatif Rp 1.498 per saham. Jika menggunakan harga tersebut, maka semula Astra dan Standard Chartered masing-masing bisa menerima Rp 18,71 triliun.

Pada 23 April 2020, Bank Permata mendapatkan pengesahan atas rencana 89,12% akuisisi saham perseroan oleh Bangkok Bank dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUSPLB).

Sebelumnya, pada 5 Maret 2020, Bangkok Bank juga telah mengantongi izin pemegang saham perseroan untuk mengakuisisi Bank Permata. melalui penjelasan Bangkok Bank kepada otoritas bursa Thailand, perseroan tidak berencana melakukan akuisisi satu bank lain lagi di Indonesia, selain Bank Permata.

Sumber : Investor Daily

Let's block ads! (Why?)



"nilai" - Google Berita
April 21, 2020 at 01:39PM
https://ift.tt/2VJuMAa

Nilai Penjualan Saham Bank Permata Turun Menjadi Rp 34 Triliun - Investor Daily
"nilai" - Google Berita
https://ift.tt/2Oehd90
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Nilai Penjualan Saham Bank Permata Turun Menjadi Rp 34 Triliun - Investor Daily"

Post a Comment


Powered by Blogger.